RRC MAJU KARENA BERANI TEMBAK M4T! PARA KORUPTOR!! TOLONG SHARE YA INI PENTING BUAT NEGARA!!!

Pada Agustus 2015 lalu, Politikus senior PDI Perjuangan Sabam Sirait ada di barisan penerima sinyal kehormatan dari Presiden Joko Widodo. Ia duduk di suatu kursi. Lantaran umur, Sabam tidak kuasa berdiri seperti tokoh-tokoh lain yang ada dalam peluang itu.

Walau fisik tergopoh-gopoh, bapak dari politikus Maruarar Sirait ini belum putus mencurahkan pemikirannya untuk perkembangan bangsa Indonesia. Ia mengakui, sudah merampungkan tiga buku. Dua buku yang lain tentang politik luar negeri dan bangun hari esok Indonesia masihlah dalam step penyelesaian.

Kelihatannya, semangat ini dapat mencerminkan bagaimana tanda kehormatan dilayangkan kepadanya. Sabam sudah jadi anggota DPR GR/MPRS pada 1967. Pernah menjabat sebagai Ketua Panitia Otonomi Khusus Papua, dan demikian kali memimpin delegasi parlemen Indonesia dalam Konferensi Inter Parliamentary Union serta Asia Pasifik.

Semangat mencurahkan pemikiran untuk bangsa dibalut dengan keteguhan hati untuk berlaku jujur. Menurutnya, itu kunci membangu Indonesia yang lebih baik. Dengan kejujuran serta kerja keras, jadi Indonesia dapat mengalahkan Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Jepang, hingga Tiongkok.

Manfaat mendorong tingkah laku jujur, Sabam sangatlah keras bertemura tentang hukuman mati untuk koruptor. Menurut dia, ketentuan di Indonesia masih tetap memperbolehkan hukuman itu diaplikasikan.

“Tiongkok semakin maju dari saat ini lantaran mereka berani menembak koruptornya, ditembak m4t!. Jadi semuanya itu mesti ditembak m4t!, di Lapangan Merdeka bila butuh. Jadi tidak peduli itu om-nya, saudaranya, semuanya harus jujur mengatur Tanah Air ini, ” tuturnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Menurut Sabam memanglah banyak tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Begitu juga dengan penyematan Bintang Mahaputera Paling utama memberi beban sendiri. Tetapi, ia lega sudah dapat melakukan dengan baik. Berupaya melindungi dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, nasionalisme, serta kesatuan Indonesia.

“Keputusannya sangatlah berat namun karena kita telah melakukannya dengan baik, kita berupaya untuk hidup dengan jujur dan mau mengabdi. ”

“Beberapa hari kemarin sesudah sebagian menteri serta anggota DPR ditindak KPK, kata istri saya, kapan kau di tangkap? Ya saya bersedia di tangkap bila memanglah ada secuil kekeliruan saya untuk negara ini. Jadi kita mesti jagalah semua pulau-pulau kita, tak bisa sejengkal juga di ambil orang lain, kita harus jagalah, ” katanya.