Bilal bin Rabah yaitu seseorang budak berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang memeluk Islam ketika masihjadi budak. Tetapi saat keislaman Bilal di ketahui oleh majikannya, Bilal juga disiksa setiap hari supaya ia meninggalkan islam. Sehingga satu hari Abu Bakar memerdekakan Bilal dan iapun jadi sahabat paling setia Rosululloh SAW.
Dalam satu hadits diceritakan kalau Rosululloh saw pernah bermimpi mendengar nada terompah Bilal di surga. Lalu saat hukum syariat adzan diperintahkan oleh Alloh jadi orang yang waktu pertama kalinya diperintah oleh Rosululloh untuk mengumandangkannya yakni Bilal bin Rabah, ia diambil karena suara Bilal begitu merdu.
Peristiwa wafatnya Rosululloh, membuat Bilal dirundung kesedihan yang mendalam. Satu dikala Kholifa Abu Bakar meminta Bilal untuk jadi muadzin kembali, tetapi dengan perasaan yang masih sedih Bilal berkata :
”Biarkan saya cuma jadi muadzin Rosululloh saja. Rosululloh sudah tiada, jadi saya bukan muadzin siapa-siapa lagi. "
Sepeninggalan Rosululloh SAW masih terasa di hati Bilal ia juga meninggalkan Madinah serta ikuti pasukan Fath Islamy menuju Syam, serta lalu tinggal di Homs, Syria.
Sesudah tingga lama di Syria, Bilal tak pernah mengunjungi Madinah. Lantas hingga disuatu malam, Rosululloh ada dalam mimpi Bilal, serta menegurnya :
" Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini? ".
Dengan kejadian mimpi itu ia juga bangun serta segera menyiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke Madinah guna berziarah ke makam Rosululloh. Setiba di Madinah, Bilal tidak dapat menahan rindu serta kesedihannya pada Rosululloh SAW.
Lalu datang cucu Rosululloh Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk ke-2 cucu Rosululloh itu.
Salah satu cucu Rosululloh SAW berkata pada Bilal :
" Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami. "
Umar bin Khottab yang waktu itu sebagai Khalifah juga memohon pada Bilal untuk mengumandangkan adzan, walau sekali saja. Dengan perasaan berat lalu Bilal juga memenuhi hasrat itu. Waktu saat sholat tiba, dia naik pada tempat dulu umum dia adzan pada masa Rosululloh masih hidup.
Serta awalilah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allohu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak semua Madinah senyap, semua aktifitas berhenti, semua terkejut.
Suara yang sudah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, nada yang begitu dirindukan itu telah kembali.
Saat Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illolloh, jadi semua isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan beberapa gadis dalam pingitanpun mereka keluar menuju ke arah suara itu berkumandang.
Serta saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rosululloh, Jadi madinah pecah oleh tangisan serta ratapan yang begitu memilukan.
Semua menangis, teringat bebrapa masa indah bersama Rosululloh, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri juga tak dapat meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.
Hari itu madinah mengenang saat waktu masih ada Rosululloh di antara mereka.
Hari itu yakni adzan pertama serta terakhir untuk Bilal setelah Rosululloh meninggal dunia. Itulqh adzan Bilal yang tidak dapat dirampungkan karena tak dapat lagi menahan kesedihan.
Subhanalloh, sungguh cerita yang begitu mengharukan begitu cintanya Bilal pada Rosululloh SAW.
Sampai akupun tak mampu menahan tangisku saat saya membaca cerita ini. Saya sangat merasa bila saya ada di tengah-tengah mereka yang sedang menangis karena mengenang Rosululloh SAW. reportaseterkini
Dalam satu hadits diceritakan kalau Rosululloh saw pernah bermimpi mendengar nada terompah Bilal di surga. Lalu saat hukum syariat adzan diperintahkan oleh Alloh jadi orang yang waktu pertama kalinya diperintah oleh Rosululloh untuk mengumandangkannya yakni Bilal bin Rabah, ia diambil karena suara Bilal begitu merdu.
Peristiwa wafatnya Rosululloh, membuat Bilal dirundung kesedihan yang mendalam. Satu dikala Kholifa Abu Bakar meminta Bilal untuk jadi muadzin kembali, tetapi dengan perasaan yang masih sedih Bilal berkata :
”Biarkan saya cuma jadi muadzin Rosululloh saja. Rosululloh sudah tiada, jadi saya bukan muadzin siapa-siapa lagi. "
Sepeninggalan Rosululloh SAW masih terasa di hati Bilal ia juga meninggalkan Madinah serta ikuti pasukan Fath Islamy menuju Syam, serta lalu tinggal di Homs, Syria.
Sesudah tingga lama di Syria, Bilal tak pernah mengunjungi Madinah. Lantas hingga disuatu malam, Rosululloh ada dalam mimpi Bilal, serta menegurnya :
" Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini? ".
Dengan kejadian mimpi itu ia juga bangun serta segera menyiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke Madinah guna berziarah ke makam Rosululloh. Setiba di Madinah, Bilal tidak dapat menahan rindu serta kesedihannya pada Rosululloh SAW.
Lalu datang cucu Rosululloh Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk ke-2 cucu Rosululloh itu.
Salah satu cucu Rosululloh SAW berkata pada Bilal :
" Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami. "
Umar bin Khottab yang waktu itu sebagai Khalifah juga memohon pada Bilal untuk mengumandangkan adzan, walau sekali saja. Dengan perasaan berat lalu Bilal juga memenuhi hasrat itu. Waktu saat sholat tiba, dia naik pada tempat dulu umum dia adzan pada masa Rosululloh masih hidup.
Serta awalilah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allohu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak semua Madinah senyap, semua aktifitas berhenti, semua terkejut.
Suara yang sudah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, nada yang begitu dirindukan itu telah kembali.
Saat Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illolloh, jadi semua isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan beberapa gadis dalam pingitanpun mereka keluar menuju ke arah suara itu berkumandang.
Serta saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rosululloh, Jadi madinah pecah oleh tangisan serta ratapan yang begitu memilukan.
Semua menangis, teringat bebrapa masa indah bersama Rosululloh, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri juga tak dapat meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.
Hari itu madinah mengenang saat waktu masih ada Rosululloh di antara mereka.
Hari itu yakni adzan pertama serta terakhir untuk Bilal setelah Rosululloh meninggal dunia. Itulqh adzan Bilal yang tidak dapat dirampungkan karena tak dapat lagi menahan kesedihan.
Subhanalloh, sungguh cerita yang begitu mengharukan begitu cintanya Bilal pada Rosululloh SAW.
Sampai akupun tak mampu menahan tangisku saat saya membaca cerita ini. Saya sangat merasa bila saya ada di tengah-tengah mereka yang sedang menangis karena mengenang Rosululloh SAW. reportaseterkini
Ribuan Orang Menangis Membaca Kisah ini ! Kisah Bilal dan Kumandang Adzan Terakhirnya
Reviewed by Unknown
on
06.15
Rating:
Tidak ada komentar: